Mengenal 8 Penyebab Emosi Tidak Stabil dan Cara Mengatasinya
Share to

Table of Contents
Emosi adalah afeksi atau perasaan intens yang muncul sebagai respons dari situasi atau stimulus tertentu. Emosi biasanya melibatkan perubahan neurofisiologis yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan pemikiran seseorang, seperti rasa bahagia, sedih, atau kecewa dengan sikap orang lain atau terhadap situasi tertentu.
Pada beberapa kondisi, emosi dapat berubah secara mendadak, bahkan cenderung tidak stabil dan tidak terkontrol. Lantas, apa penyebab emosi tidak stabil tersebut?
Mari ketahui berbagai penyebab emosi tidak terkontrol selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.
Berbagai Penyebab Emosi Tidak Stabil
Terdapat sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan emosi cenderung tidak stabil, mulai dari perubahan hormon, kurang tidur, pola makan yang buruk, gangguan mental, stres, kondisi medis tertentu, kurangnya dukungan sosial, hingga penyalahgunaan NAPZA. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Perubahan Hormon
Penyebab emosi tidak stabil yang pertama adalah perubahan hormon. Salah satu contoh perubahan hormon yang dapat menimbulkan emosi tidak stabil adalah perubahan kadar hormon estrogen yang berkaitan dengan suasana hati. Karena itu, mood swing kerap dialami oleh wanita selama menstruasi, hamil, dan menopause.
Selain hormon estrogen, perubahan hormon lain yang dapat menyebabkan emosi tidak stabil adalah hormon dopamin, kortisol, adrenalin, noradrenalin, GABA (Gamma amino butyric acid), serotonin, beta endorphin, dan oksitosin.
2. Kurang Tidur
Kurang tidur sering kali menyebabkan seseorang merasa sangat lelah dan tertekan, sehingga membuatnya cenderung mudah emosi, sensitif, dan tersinggung. Hal ini dapat terjadi karena kurang tidur turut memengaruhi keseimbangan zat kimia di dalam otak yang sangat berkaitan dengan emosi dan suasana hati.
3. Pola Makan dan Minum yang Buruk
Konsumsi makanan dan minuman tidak sehat secara berlebihan, seperti makanan berlemak, tinggi gula, bertepung, mengandung bahan penyedap, minuman berkafein, minuman beralkohol, makanan pedas, dan makanan olahan juga bisa menjadi salah satu penyebab emosi tidak stabil.
4. Gangguan Mental
Gangguan mental merupakan salah satu faktor penyebab emosi tidak stabil yang umum terjadi. Secara umum, terdapat dua jenis gangguan mental yang dapat memicu emosi tidak stabil, di antaranya sebagai berikut.
-
Depresi: Gangguan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat sedih dan tidak berharga. Kondisi ini juga bisa menyebabkan penderitanya mudah marah dengan keadaan, tidak percaya diri, dan kehilangan minat dalam melakukan hal-hal yang awalnya disukainya.
-
Gangguan bipolar: Gangguan jiwa yang ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis dan tiba-tiba. Kondisi ini terdiri dari dua fase, yaitu mania atau hipomania (merasa sangat bahagia) dan depresi mayor (merasa sangat sedih dan putus asa).
5. Stres
Stres berkepanjangan juga dapat membuat emosi menjadi tidak terkendali, seperti mudah marah dan merasakan kesedihanmendalam. Kondisi ini biasanya terjadi akibat adanya tekanan dari pekerjaan, keluarga, atau faktor ekonomi secara terus-menerus.
6. Kondisi Medis Tertentu
Emosi yang tidak stabil juga bisa dipicu oleh kondisi medis atau cedera yang dapat memengaruhi fungsi otak, seperti stroke, demensia, serta gegar otak. Selain itu, emosi yang tidak terkontrol juga bisa disebabkan oleh penyakit kronis lain, di antaranya adalah penyakit tiroid, multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson.
7. Kurangnya Dukungan Sosial
Kurangnya dukungan dari kerabat dan orang sekitar dapat membuat seseorang merasa kesepian, tertekan, dan terisolasi dari lingkungan sosial. Bila terjadi dalam jangka waktu yang panjang, hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental serta menimbulkan perubahan emosi yang tidak terkontrol pada penderitanya.
8. Penyalahgunaan NAPZA
Salah satu penyebab emosi tidak stabil yang perlu diwaspadai adalah penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bahkan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga berisiko membuat seseorang bertindak tidak rasional serta memicu gangguan psikotik, seperti halusinasi dan delusi.
Selain itu, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga dapat memicu gangguan perilaku dan emosi, seperti perubahan suasana hati yang tidak stabil, kesulitan berkonsentrasi, koordinasi tubuh yang buruk, hingga perilaku yang tidak pantas.
Cara Mengatasi Emosi Tidak Stabil
Pada dasarnya, cara mengatasi emosi tidak stabil dapat dilakukan dengan menangani penyebab yang mendasarinya. Adapun sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi emosi tidak stabil adalah sebagai berikut:
-
Tidur yang cukup selama kurang lebih 7–8 jam setiap malam. Jika kesulitan tidur saat malam hari, cobalah untuk mematikan lampu kamar dan membuat suhu ruangan menjadi lebih sejuk.
-
Mengelola stres sebaik mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bermeditasi, bercerita dengan kerabat, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri.
-
Rutin berolahraga untuk mengendalikan stres. Beberapa jenis olahraga yang direkomendasikan adalah yoga, jalan kaki, dan berenang.
-
Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
-
Melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater.
Demikian informasi tentang berbagai penyebab emosi tidak stabil beserta cara mengatasinya. Jika memiliki keluhan terkait dengan gangguan emosi, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater melalui fitur Telekonsultasi. Melalui fitur ini, pasien dapat memperoleh saran perawatan dan melakukan konseling langsung dengan dokter dari mana saja dan kapan saja.
Selain itu, manfaatkan juga aplikasi MySiloam yang memungkinkan Anda untuk memesan paket kesehatan, check in mandiri, serta menjadwalkan pertemuan dengan dokter sebelum mengunjungi Siloam Hospitals terdekat. Jaga selalu kesehatan fisik dan mental Anda #BersamaSiloam!