Kesehatan Mental
Iatrophobia, Ketakutan terhadap Dokter & Pemeriksaan Medis
Bagikan ke

Table of Contents
Iatrophobia adalah jenis fobia yang membuat penderitanya memiliki ketakutan berlebih dengan dokter maupun pemeriksaan medis. Penderita bisa saja menghindari bertemu dokter atau menjalani perawatan medis meski sedang merasa sakit akibat kecemasan yang ekstrem dan serangan panik, bahkan ketika hanya memikirkannya. Mari simak penjelasan selengkapnya mengenai iatrophobia melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu Iatrophobia?
Seperti yang sudah dijelaskan, iatrophobia adalah jenis fobia spesifik ketika seseorang takut terhadap dokter maupun pemeriksaan medis. Seseorang dengan iatrophobia biasanya menolak untuk menemui dokter meski sedang merasa sakit atau menunjukkan gejala penyakit serius. Hal ini tentu perlu segera ditangani agar penderita tidak mengabaikan pengobatan untuk kondisi kesehatannya.
Penyebab Iatrophobia
Iatrophobia bisa terjadi sejak masa kanak-kanak. Pasalnya, anak-anak sering mengasosiasikan dokter atau ruang dokter dengan suntikan sehingga mereka merasa takut. Hal ini bisa berlangsung hingga mereka dewasa dan berkembang menjadi iatrophobia.
Beberapa faktor lain yang membuat seseorang lebih mungkin mengidap iatrophobia adalah:
-
Pernah melakukan banyak kunjungan dan pemeriksaan ke dokter saat masih kecil untuk menangani suatu kondisi kesehatan.
-
Menerima perawatan medis di bawah standar atau memiliki pengalaman buruk dengan dokter.
-
Memiliki kondisi kronis, seperti diabetes atau penyakit yang mengancam jiwa, misalnya kanker yang sering memerlukan pemeriksaan atau perawatan, dan terkadang menyakitkan.
-
Menerima kabar buruk dari dokter mengenai kesehatan diri sendiri atau kesehatan orang yang dicintai.
-
Memiliki pengalaman merawat seseorang yang sedang sakit dan sering melakukan kunjungan serta pemeriksaan ke dokter.
-
Memiliki keluarga dengan riwayat fobia atau gangguan kecemasan.
Gejala Iatrophobia
Orang dengan iatrophobia sebenarnya menyadari bahwa rasa takut yang ia alami tidak wajar. Namun, penderita tidak bisa mengendalikan reaksi berlebihan tersebut saat sedang bertemu atau memikirkan akan bertemu dokter. Adapun, beberapa reaksi atau gejala yang ditunjukkan oleh penderita iatrophobia adalah:
-
Perasaan takut yang ekstrem.
-
Jantung berdebar.
-
Napas lebih cepat.
-
Berkeringat lebih banyak.
-
Gemetar.
-
Pusing.
-
Mual.
-
Mulut kering.
Kejadian umum lainnya pada penderita iatrophobia adalah hipertensi jas putih (white coat hypertension) yang juga disebut sindrom jas putih (white coat syndrome). Ini terjadi ketika tekanan darah seseorang meningkat saat berada di lingkungan medis. Padahal, ketika di rumah dan tempat lainnya, seseorang tersebut memiliki tekanan darah yang normal.
Diagnosis Iatrophobia
Menetapkan diagnosis pada penderita iatrophobia mungkin akan sedikit sulit, mengingat bahwa penderitanya merasa takut saat mengunjungi dokter. Setelah berhadapan dengan dokter, pasien akan diberikan sejumlah pertanyaan terkait kondisi yang dialami, misalnya berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk memikirkan kunjungan dokter yang akan datang, serta apakah pasien bisa mengalihkan rasa cemas yang dialaminya.
Dokter juga mungkin mengonfirmasi diagnosis iatrophobia dengan mengevaluasi gejala-gejala berikut ini:
-
Ketakutan yang intens terhadap dokter atau pemeriksaan medis yang berlangsung selama setidaknya 6 bulan.
-
Timbulnya gejala saat menemui dokter, menjalani pemeriksaan medis, atau memikirkan skenario-skenario ini.
-
Ketakutan dan kecemasan ekstrem yang membuat penderita menghindari menemui dokter atau menjalani pemeriksaan medis, meski sedang sakit.
-
Seberapa besar gejala memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup penderitanya.
Pengobatan Iatrophobia
Pilihan pengobatan iatrophobia tergantung pada individu dan keadaan masing-masing pasien. Hal ini bisa mencakup terapi, obat-obatan, atau keduanya. Terapi perilaku kognitif juga sering direkomendasikan untuk mengatasi ketakutan pada pasien fobia. Selain itu, dokter juga meresepkan obat-obatan, seperti benzodiazepine, untuk meringankan gejala kecemasan untuk sementara.
Di samping itu, pasien juga disarankan untuk melakukan teknik mandiri guna membantu seseorang mengelola gejala fobia. Teknik mandiri tersebut, di antaranya meditasi, yoga, dan olahraga.
Perlu diingat bahwa kondisi yang menjadi penyebab dan gejala yang sudah dijelaskan di atas tidak bisa dijadikan sebagai acuan utama bagi Anda untuk menilai kondisi ini. Perlu dipahami bahwa terdapat berbagai kondisi yang mungkin memiliki gejala dan penyebab yang hampir sama.
Maka dari itu, bila mengalami gejala yang mengarah pada kondisi ini, hindari melakukan self-diagnosis dan segera berkonsultasi dengan Psikiatri di Siloam Hospitals terdekat agar memperoleh diagnosis sekaligus pengobatan yang tepat.
Penting pula untuk dipahami bahwa proses pemeriksaan dan pengobatan di setiap rumah sakit bisa berbeda-beda, tergantung dari fasilitas kesehatan yang disediakan. Namun, tenaga medis tentu akan memastikan bahwa tahapan pemeriksaan dan pengobatan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien
Jika ingin berkonsultasi dari rumah, manfaatkan layanan Telekonsultasi yang tersedia di aplikasi MySiloam. Layanan tersebut memungkinkan dokter untuk meresepkan obat-obatan sesuai kondisi pasien, dan pasien pun bisa memperoleh obat-obatan tersebut tanpa harus keluar rumah. Namun jika diresepkan beberapa jenis obat, seperti antipsikotik dan antidepresan, pasien wajib mengambilnya secara langsung.