Kesehatan Tubuh

Haruskah Puasa Sebelum Cek Kolesterol? Ini Penjelasannya

26 Februari 2025 4 menit waktu baca

Bagikan ke

whatsappfacebooktwittershare
cek kolesterol apakah harus puasa

 

Tes kolesterol dilakukan untuk mengecek seberapa tinggi kadar kolesterol dalam tubuh. Sebelum pemeriksaan dilakukan, beberapa pasien dengan kondisi tertentu biasanya dianjurkan untuk berpuasa. Namun, apakah hal ini berlaku untuk semua orang? Mari simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

 

Cek Kolesterol Apakah Harus Puasa?

 

Pengecekan kolesterol membutuhkan pengambilan darah dan pasien biasanya menduga bahwa puasa diharuskan sebelum menjalani pemeriksaan ini. Namun, ternyata hal ini mungkin tidak diharuskan untuk semua orang karena tergantung pada siapa yang menjalani tes dan permasalahan klinis utama mereka.

 

Mulanya, ahli medis berpendapat bahwa puasa sebelum cek kolesterol dapat memberikan hasil yang akurat karena kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dapat dipengaruhi oleh makanan yang baru saja dikonsumsi. Makanan yang baru saja dikonsumsi juga dapat memengaruhi kadar trigliserida (jenis lemak lainnya dalam darah). Saat ini, anjuran puasa sebelum pemeriksaan kolesterol tergantung pada kondisi setiap pasien.

 

Dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk hanya minum air putih serta menghindari konsumsi makanan, minuman lainnya, dan obat-obatan tertentu dalam kurun waktu 12 jam sebelum tes dilakukan agar bisa mendapatkan hasil tes yang akurat. Kebutuhan untuk berpuasa inilah yang membuat tes kolesterol sering kali diadakan di pagi hari. Dengan begitu, pasien tidak perlu menghabiskan waktu seharian untuk menahan lapar sebelum tes.

 

Bagaimana Puasa Memengaruhi Hasil Tes Kolesterol?

 

Berpuasa atau tidak berpuasa secara tidak langsung dapat memengaruhi hasil pengukuran kolesterol LDL. Hal ini dikarenakan panel lipid standar tidak bisa mengukur kadar kolesterol LDL secara langsung. Oleh karena itu, dokter menghitung kadar kolesterol LDL berdasarkan kadar kolesterol total dan kolesterol HDL serta trigliserida. Konsumsi makanan manis atau berlemak dapat meningkatkan kadar trigliserida pada beberapa jam sebelum tes.

 

Namun, panduan bersama dari American Heart Association, American College of Cardiology, dan asosiasi profesional lainnya menyatakan bahwa pada sebagian besar waktu, puasa mungkin tidak diperlukan sebelum tes kolesterol. Mengonsumsi makanan tidak begitu menunjukkan perbedaan kadar kolesterol LDL pada kebanyakan orang. 

 

Kendati demikian, pedoman tersebut merekomendasikan puasa sebelum tes kolesterol untuk pasien dengan kondisi-kondisi sebagai berikut:

 

  • Hasil tes kolesterol tanpa puasa sebelumnya menunjukkan kadar trigliserida di atas 400 mg/dL. Dokter kemungkinan akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan sekali lagi, kali ini dilakukan dengan pasien berpuasa terlebih dahulu.

  • Terdapat riwayat kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, dan penyakit jantung dini dalam keluarga.

 

Dokter juga mungkin merekomendasikan tes kolesterol untuk dilakukan di lain waktu apabila pasien mengonsumsi makanan tinggi lemak atau tinggi gula pada 8 jam sebelum tes yang dijadwalkan. Pasalnya, gula dan karbohidrat sederhana lainnya dapat berdampak signifikan terhadap kadar trigliserida dan bisa menyebabkan seluruh profil lipid tidak dapat diinterpretasikan secara akurat. 

 

Bagaimana Proses Pemeriksaan Kolesterol?

 

Tes kolesterol melibatkan pengambilan darah. Tenaga medis yang bertugas akan mengambil sampel darah dengan memasukkan jarum ke dalam salah satu pembuluh darah pasien. Sampel darah tersebut akan diuji dan dianalisis di laboratorium. Hasil pemeriksaan umumnya akan mencakup beberapa tipe kolesterol, yaitu:

 

  • Total kolesterol: Jumlah keseluruhan kolesterol di dalam darah.

  • Low-density lipoprotein (LDL): Kolesterol “jahat” yang dapat menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

  • High-density lipoprotein (HDL): Kolesterol “baik” yang berfungsi dalam mengurangi kelebihan kolesterol dalam darah sehingga membantu mencegah terjadinya penumpukan kolesterol yang dapat menyumbat pembuluh darah.

  • Trigliserida: Kadar trigliserida dan kolesterol LDL yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

 

Kapan Harus Cek Kolesterol?

 

Anak-anak mungkin perlu menjalani tes kolesterol, paling awal saat berusia 9–11 tahun. Ketika menginjak usia 17–21 tahun, diperlukan tes kolesterol kembali. Namun, anak-anak dengan hiperkolesterolemia familial, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan kadar kolesterol LDL tinggi, perlu menjalani pemeriksaan kolesterol sejak usia 2 tahun. Tes kolesterol harus lebih sering dilakukan pada anak muda yang didiagnosis dengan diabetes atau obesitas.

 

Orang dewasa di atas usia 20 tahun perlu menjalani pemeriksaan kolesterol secara rutin setiap empat hingga enam tahun. Dokter akan merekomendasikan tes kolesterol untuk dilakukan lebih sering pada penderita penyakit jantung atau memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti hipertensi dan diabetes. Pada usia 40 tahun, hasil pemeriksaan tes kolesterol dan faktor lainnya bisa digunakan untuk menentukan kemungkinan terkena penyakit jantung dalam 10 tahun ke depan.

 

Hasil dari Pemeriksaan Kolesterol

 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hasil pemeriksaan kolesterol umumnya mencakup empat jenis kolesterol. Berikut adalah kadar profil lemak menurut rekomendasi dari P2PTM Kementerian Kesehatan RI :

 

  • Total kolesterol

    • Normal: < 200 mg/dL.

    • Tinggi: > 240 mg/dL

  • Low-density lipoprotein (LDL)

    • Optimal: < 100 mg/dL.

    • Mendekati optimal: 100–129 mg/dL.

    • Agak tinggi: 130–159 mg/dL.

    • Tinggi: 160–189 mg/dL.

    • Sangat tinggi: > 190 mg/dL

  • High-density lipoprotein (HDL)

    • Buruk: < 40 mg/dL untuk laki-laki dan < 50 mg/dL untuk wanita.

    • Rendah (risiko untuk penyakit jantung meningkat): < 40 mg/dL untuk laki-laki dan < 50 mg/dL untuk wanita.

    • Tinggi (optimal, menurunkan risiko penyakit jantung): ≥ 60 mg/dL.

  • Trigliserida

    • Normal: < 150 mg/dL.

    • Agak tinggi: 150–199 mg/dL.

    • Tinggi: 200–499 mg/dL.

    • Sangat tinggi: ≥ 500 mg/dL.

 

Itulah informasi seputar kebutuhan puasa sebelum pemeriksaan kolesterol. Puasa atau tidak puasa sebelum pemeriksaan kolesterol tentunya mengikuti instruksi dari dokter yang akan menyesuaikannya dengan kondisi pasien. Tes kolesterol secara rutin pun bisa dilakukan sesuai dengan rekomendasi dokter. Untuk itu, konsultasikan kondisi Anda dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Siloam Hospitals terdekat sebelum menjalani tes kolesterol.

 

Perlu diketahui bahwa informasi dalam artikel ini hanya bertujuan untuk edukasi dan tidak dapat digunakan untuk menggantikan diagnosis atau saran perawatan dari dokter. Setiap pasien akan mendapatkan rekomendasi tes kolesterol sesuai dengan kondisinya. Jadwal tes pun akan dibuat sesuai dengan ketersediaan fasilitas kesehatan di masing-masing rumah sakit sehingga jadwalnya mungkin berbeda di satu lokasi dan lainnya.


Anda bisa memesan Paket Cek Kolesterol melalui aplikasi MySiloam agar lebih praktis. Hasil pemeriksaan pun nantinya bisa dicek secara online melalui aplikasi ini. Mari unduh MySiloam sekarang dan manfaatkan berbagai fiturnya untuk memudahkan perjalanan kesehatan Anda.

Sumber

Healthline. Should You Fast Before a Cholesterol Test?. Diakses pada 2025 | HealthCentral. Do You Need to Fast Before a Cholesterol Test?. Diakses pada 2025 | AHA Journals. 2018 AHA/ACC/AACVPR/AAPA/ABC/ACPM/ADA/AGS/APhA/ASPC/NLA/PCNA Guideline on the Management of Blood Cholesterol: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. Diakses pada 2025 | Kemenkes. Berapa Nilai Normal Kolesterol Total. Diakses pada 2025 | Kemenkes. Berapa Nilai LDL Anda. Diakses pada 2025 | Kemenkes. Berapa Nilai HDL Anda. Diakses pada 2025 | Kemenkes. Berapa Nilai Trigliserida Anda. Diakses pada 2025 |

Konsultasikan dengan dokter kami untuk mendapatkan resep yang tepat

message

ArticleDetail